Sebutkan Isi Perjanjian Hudaibiyah!

Perjanjian Hudaibiyah adalah sebuah perjanjian yang terjadi antara Nabi Muhammad SAW dan kaum Quraisy pada tahun 628 M. Perjanjian ini ditandatangani setelah Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya melakukan perjalanan dari Madinah menuju Mekkah dengan tujuan untuk umrah. Namun, mereka dihalangi oleh kaum Quraisy dan terjadilah perundingan untuk mencapai kesepakatan. Isi dari perjanjian ini memuat beberapa poin penting yang menetapkan batasan-batasan dalam hubungan antara kedua belah pihak. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih detail mengenai isi dari perjanjian Hudaibiyah yang menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Jawaban: sebutkan isi perjanjian hudaibiyah


Pertanyaan: Sebutkan isi perjanjian hudaibiyah!

Jawaban:
Berikut adalah isi Perjanjian Hudaibiyah:

– Pihak Nabi Muhammad Saw dan pihak Quraisy sepakat mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun.
– Setiap orang diberi kebebasan bergabung dan mengadakan perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw, atau dengan Kaum Quraisy.
– Kaum Quraisy yang berpihak kepada Nabi Muhammad Saw tanpa izin dari walinya harus dikembalikan. Sedangkan jika pengikut Muhammad bergabung dengan Quraisy tidak dikembalikan.
– Pada tahun ini (6 H/628 M) Nabi Muhammad Saw harus kembali ke Madinah. Tetapi pada tahun berikutnya,  Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya diizinkan menjalankan ibadah haji, dengan syarat menetap di Makkah selama tiga hari dan dilarang membawa senjata.

Penjelasan:

Jawaban:

Isi Perjanjian Hudaibiyah adalah

  1. Pihak Nabi Muhammad Saw dan pihak Quraisy sepakat mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun.
  2. Setiap orang diberi kebebasan bergabung dan mengadakan perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw, atau dengan Kaum Quraisy.
  3. Kaum Quraisy yang berpihak kepada Nabi Muhammad Saw tanpa izin dari walinya harus dikembalikan. Sedangkan jika pengikut Muhammad bergabung dengan Quraisy tidak dikembalikan.
  4. Pada tahun ini (6 H/628 M) Nabi Muhammad Saw harus kembali ke Madinah. Tetapi pada tahun berikutnya,  Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya diizinkan menjalankan ibadah haji, dengan syarat menetap di Makkah selama tiga hari dan dilarang membawa senjata.
ALSO READ:  Karakteristik Benua Eropa Itu Apa Saja Sihh ????? :)

Penjelasan:

Perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian antara pihak Nabi Muhammad Saw dengan kaum Quraisy pada 6 H/628 M ketika Nabi Muhammad ingin melaksanakan ibadah haji ke Makkah setelah Perang Khandak.

Perjanjian ini ditulis oleh Ali bin Abi Thalib dan disusun oleh Suhail bin Amr, Mikraz bin al-Hafs dan Hawatib bin Abdul Azza (kaum Quraisy) dan Nabi Muhammad Saw.

Pada saat penulisan perjanjian, Suhail menolak mencatumkan Bismillaahirrahmanirrahiim.  Dan sebagai gantinya mengusulkan Bismika Allahumma (atas nama ya Allah). Ia juga menolak mencantumkan Muhammad Rasulullah, tetapi diganti dengan Muhammad bin Abdullah. Kedua usul tersebut diterima Nabi, meski para sahabatnya menentangnya.

Pelajari lebih lanjut

Mengenai Perang Khandak, dapat dilihat di: brainly.co.id/tugas/10512621

——————————-

Detil jawaban

Kelas: VII

Mapel: Sejarah Kebudayaan Islam

Bab: Kesuksesan Nabi Muhammad Saw.  Melakukan Perubahan (Bab 2)

Kode: 7.3.2

Kata kunci: isi perjanjian hudaibiyah

Latar Belakang Terjadinya Perjanjian Hudaibiyah

Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada tahun ke-6 Hijriah, saat Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya sedang dalam perjalanan menuju Makkah untuk melakukan umrah. Namun, mereka dihalangi oleh orang Quraisy yang menolak kedatangan Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya untuk beribadah di Ka’bah.

Ketika Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya berada di Hudaibiyah, mereka melakukan perundingan dengan pihak Quraisy. Setelah melalui perundingan yang panjang, akhirnya tercapai kesepakatan untuk mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun, yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Hudaibiyah.

Selain itu, dalam perjanjian tersebut juga diatur bahwa setiap orang diberi kebebasan untuk memilih bergabung dengan Nabi Muhammad Saw atau dengan Kaum Quraisy. Namun, jika ada orang Quraisy yang bergabung dengan Nabi Muhammad Saw tanpa izin dari walinya, maka harus dikembalikan. Sebaliknya, jika ada pengikut Nabi Muhammad Saw yang bergabung dengan Quraisy, maka tidak perlu dikembalikan.

ALSO READ:  Kawat Kasa Fungsi

Meskipun terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya, Perjanjian Hudaibiyah dianggap sebagai kemenangan besar bagi umat Islam. Hal ini karena Perjanjian Hudaibiyah membuka jalan bagi penyebaran Islam ke seluruh semenanjung Arab, dan menguatkan posisi Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin kaum Muslimin.

Proses Negosiasi Perjanjian Hudaibiyah

Perjanjian Hudaibiyah dipandang sebagai salah satu momen penting dalam sejarah Islam. Proses negosiasi perjanjian ini dilakukan oleh pihak Nabi Muhammad Saw dan pihak Quraisy dalam rangka mencari solusi atas konflik yang terjadi di antara keduanya.

Dalam proses negosiasi ini, Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya pergi ke Makkah dengan membawa senjata sebagai tanda kesediaan untuk berperang. Namun, Kaum Quraisy tidak ingin terjadi peperangan dan akhirnya mereka sepakat untuk melakukan perundingan.

Setelah negosiasi yang panjang, akhirnya tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak. Pihak Nabi Muhammad Saw dan pihak Quraisy sepakat untuk mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun. Selain itu, setiap orang diberi kebebasan bergabung dan mengadakan perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw atau dengan Kaum Quraisy.

Selain itu, terdapat juga ketentuan tentang pengembalian pengikut Muhammad yang tidak diizinkan bergabung dengan Quraisy. Sedangkan jika pengikut Muhammad bergabung dengan Quraisy, mereka tidak akan dikembalikan. Pada tahun itu, Nabi Muhammad Saw harus kembali ke Madinah. Namun, pada tahun berikutnya, Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya diizinkan untuk menjalankan ibadah haji dengan syarat menetap di Makkah selama tiga hari dan dilarang membawa senjata.

Dari proses negosiasi tersebut, terlihat bahwa Nabi Muhammad Saw dan pihak Quraisy dapat menyelesaikan konflik yang terjadi secara damai. Perjanjian Hudaibiyah menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Islam dan menunjukkan pentingnya nilai kesepakatan dan perdamaian dalam menjalin hubungan antarumat beragama.

ALSO READ:  Strategi Pemasaran 4P

Dampak dan Signifikansi Perjanjian Hudaibiyah bagi Perkembangan Islam

Perjanjian Hudaibiyah memiliki dampak dan signifikansi yang besar bagi perkembangan Islam. Pertama, gencatan senjata selama 10 tahun memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berkembang dan menguatkan basis kekuatan mereka. Kedua, perjanjian ini menunjukkan keberhasilan diplomasi Nabi Muhammad Saw dan kemampuannya untuk menjalin hubungan damai dengan musuh-musuhnya. Hal ini memberikan contoh bagi para pemimpin di masa depan tentang pentingnya menjalin hubungan baik dengan negara atau komunitas lain.

Ketiga, perjanjian ini juga menandai peralihan kekuasaan dari Makkah ke Madinah, karena Nabi Muhammad Saw berhasil menjamin hak-hak umat Islam dan memperkuat kekuatan mereka di Makkah. Selain itu, perjanjian ini menghapuskan penghalang antara umat Islam dan orang-orang Quraisy yang ingin bergabung dengan mereka.

Keempat, perjanjian ini menunjukkan pentingnya negosiasi dan perundingan dalam menyelesaikan konflik. Nabi Muhammad Saw memberikan contoh bahwa kekerasan bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik dan bahwa perundingan dapat mencapai hasil yang lebih baik bagi kedua belah pihak.

Secara keseluruhan, Perjanjian Hudaibiyah memiliki dampak dan signifikansi yang besar bagi perkembangan Islam. Hal ini memperkuat posisi umat Islam dan memberikan contoh bagi para pemimpin tentang pentingnya diplomasi dan negosiasi dalam menyelesaikan konflik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *