Sifat malu merupakan salah satu sifat yang dianjurkan dalam agama Islam. Namun, seringkali orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara sifat malu yang tepat dan yang tidak tepat. Salah satu contoh perbedaan tersebut terlihat pada keempat pilihan di atas. Apakah benar sifat malu yang tepat adalah tidak menghadiri pengajian umum atau malu shalat berjama’ah di masjid? Ataukah malah sebaliknya? Artikel ini akan membahas dengan lebih detail mengenai sifat malu yang tepat dan tidak tepat dalam Islam, khususnya terkait dengan keempat pilihan di atas.
Jawaban: berikut ini adalah sifat malu yang tepat
Pertanyaan: Berikut ini adalah sifat malu yang tepat…
A. Malu menghadiri pengajian umum
B. Malu tidak mengerjakan PR
C. Malu diejek teman bila berjilbab
D. Malu shalat berjama’ah di masjid
Jawaban:
Berikut adalah jawaban yang tepat tentang sifat malu:
– Sifat malu yang tepat adalah Malu tidak mengerjakan PR (B).
– Malu menghadiri pengajian umum, malu diejek teman jika berhijab dan malu melaksanakan shalat berjamaah di masjid adalah contoh sikap malu yang keliru.
– Malu adalah salah satu akhlak Islam yang terpuji dan merupakan bagian dari iman.
– Malu yang baik adalah malu yang memelihara kita dari perbuatan buruk bukan rasa malu yang mencegah kita berbuat baik.
Penjelasan:
Pada soal, yang adalah sifat malu yang tepat ialah MALU TIDAK MENGERJAKAN PR (B). Adapun malu menghadiri pengajian umum, malu diejek teman jika berhijab dan malu melaksanakan shalat berjamaah di masjid adalah contoh sikap malu yang KELIRU.
» Pembahasan
MALU adalah salah satu akhlak islam yang terpuji. Bahkan Rasulullah dalam salah satu hadisnya menyebutkan bahwa malu ini adalah salah satu bagian dari iman. Sebab dengan rasa malu inilah seseorang akan terjaga dari perbuatan buruk dan mengarahkan seseorang pada kebaikan. Berikut adalah hadis Rasulullah SAW mengenai malu:
اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.
‘Malu itu tak akan mendatangkan apa-apa kecuali kebaikan semata’
Malu ini akhlak para rasul yang wajib juga kita teladani. Meski begitu, harus ditegaskan bahwa malu yang baik adalah malu yang memelihara kita dari perbuatan buruk bukan rasa malu yang MENCEGAH KITA BERBUAT BAIK.
» Pelajari Lebih Lanjut:
- Materi tentang hubungan malu dan iman brainly.co.id/tugas/12394980
- Materi tentang hadis malu sebagian dari iman brainly.co.id/tugas/1747946
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
» Detil Jawaban
Kode : 7.14.4
Kelas : 1 SMP
Mapel : Pendidikan Agama Islam
Bab : Perilaku Terpuji
Kata Kunci : Malu, Iman, Baik, Buruk, Memelihara
Contoh-contoh Sikap Malu yang Keliru
Sikap malu merupakan salah satu akhlak terpuji dalam Islam. Namun, terkadang malu yang kita rasakan bisa keliru dan tidak sesuai dengan ajaran agama. Berikut ini adalah beberapa contoh sikap malu yang keliru:
Pertama, malu menghadiri pengajian umum. Padahal, hadir dalam pengajian adalah salah satu cara untuk memperdalam ilmu agama dan memperkuat iman. Malah sebaliknya, jika kita tidak mau hadir dalam pengajian karena malu, itu malah dapat melemahkan iman kita.
Kedua, malu diejek teman bila berjilbab. Seharusnya kita bangga dan yakin dengan keyakinan dan pilihan kita untuk berjilbab. Malu karena diejek teman justru menunjukkan bahwa kita belum cukup kuat dalam memegang keyakinan kita.
Ketiga, malu melaksanakan shalat berjama’ah di masjid. Padahal, shalat berjamaah adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Malu karena merasa tidak layak atau takut diejek orang lain justru dapat menghambat kita dalam melakukan ibadah yang seharusnya.
Dalam Islam, malu bukanlah untuk menyembunyikan diri atau menghindari perbuatan baik. Sebaliknya, malu adalah untuk memelihara diri dari melakukan perbuatan buruk dan membangun kepercayaan diri dalam berbuat kebaikan. Oleh karena itu, kita perlu memahami tentang sifat malu yang tepat agar dapat terus memperkuat iman dan memperbaiki diri dalam menjalankan ajaran agama.
Malu sebagai Salah Satu Akhlak Islam yang Terpuji
Malu adalah salah satu akhlak terpuji dalam Islam. Menjaga rasa malu dalam diri seseorang dapat menjaga perilaku dan tindakan yang dilakukan. Namun, perlu diingat bahwa malu yang baik adalah malu yang memelihara kita dari perbuatan buruk bukan rasa malu yang mencegah kita berbuat baik.
Salah satu contoh sifat malu yang tepat adalah malu tidak mengerjakan PR. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya dan tidak ingin dipandang rendah oleh orang lain karena tidak melakukan tugas tersebut.
Sementara itu, malu yang keliru adalah seperti malu menghadiri pengajian umum, malu diejek teman jika berhijab, dan malu melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Sifat malu seperti ini justru dapat menghalangi seseorang untuk mengejar kebaikan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Oleh karena itu, menjaga rasa malu yang baik dan benar sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Selain dapat membantu memperbaiki perilaku dan tindakan, menjaga rasa malu juga dapat membantu seseorang untuk tetap berada pada jalan yang benar dan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Malu yang Baik dan Buruk: Perbedaan dan Implikasinya
Malu adalah salah satu akhlak Islam yang terpuji dan merupakan bagian dari iman. Namun, seperti halnya dengan sifat-sifat lainnya, ada malu yang baik dan malu yang buruk. Malu yang baik adalah malu yang memelihara kita dari perbuatan buruk, sementara malu yang buruk adalah malu yang mencegah kita berbuat baik.
Contoh malu yang baik adalah ketika seseorang merasa malu untuk melakukan perbuatan yang merugikan orang lain atau melanggar aturan agama. Sedangkan malu yang buruk adalah ketika seseorang merasa malu untuk melakukan perbuatan yang baik karena takut dicap sebagai “anak mami” atau “lemah”.
Dalam konteks jawaban di atas, malu tidak mengerjakan PR (B) merupakan contoh dari malu yang baik karena menjaga kita untuk tidak malas dalam menyelesaikan tugas. Sebaliknya, malu menghadiri pengajian umum, malu diejek teman jika berhijab, dan malu melaksanakan shalat berjamaah di masjid adalah contoh dari malu yang buruk karena mencegah seseorang untuk mengikuti aturan agama dan melakukan kebaikan.
Dalam Islam, malu yang baik dapat membawa kebaikan bagi kehidupan sosial dan spiritual seseorang. Namun, perlu diingat bahwa malu yang buruk dapat menghambat pengembangan diri dan memperbesar kesalahan. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara malu yang baik dan buruk serta mengambil tindakan yang tepat dalam setiap situasi.