Dalam musik tradisional Indonesia, gendang merupakan alat musik yang sangat penting. Gendang biasanya dimainkan secara berpasangan, yaitu satu gendang besar dan satu gendang kecil. Gendang dipukul menggunakan tangan atau alat pemukul khusus yang disebut stik.
Gendang berbunyi karena pukulan pemain menggetarkan membran gendang. Membran gendang biasanya terbuat dari kulit binatang yang dipasang dengan kencang pada badan gendang. Ketika dipukul, membran gendang bergetar dan menghasilkan suara yang khas dan berbeda-beda tergantung dari ukuran dan jenis gendang yang dimainkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi bunyi gendang adalah kekuatan pukulan yang dilakukan oleh pemain gendang. Semakin kuat pukulan, semakin keras dan lama suara gendang akan terdengar.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang gendang dan bagaimana pemain gendang dapat menghasilkan bunyi yang indah dan harmonis dari alat musik ini. Kita akan membahas tentang teknik memainkan gendang, jenis-jenis gendang yang umum digunakan dalam musik tradisional Indonesia, dan banyak lagi. Mari kita mulai!
Jawaban: gendang berbunyi karena pukulan pemain menggetarkan
Pertanyaan: Gendang berbunyi karena pukulan pemain menggetarkan
Jawaban:
– Gendang berbunyi karena pukulan pemain menggetarkan kulit di bagian samping gendang yang berfungsi sebagai bagian yang menghasilkan getaran atau bunyi.
– Benda yang bergetar menghasilkan bunyi.
– Sumber bunyi adalah benda yang bergetar, misalnya bagian kulit pada gendang.
– Ada macam-macam bunyi berdasarkan frekuensinya seperti infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
– Pemantulan bunyi terjadi karena adanya media pantul di sekitar sumber bunyi.
– Bunyi dapat merambat melalui benda padat, benda cair, dan benda gas.
– Cepat rambat bunyi pada medium: tembaga > air > udara.
Penjelasan:
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS: 4 SD
KATEGORI: BUNYI
KATA KUNCI: BUNYI,
GENDANG
PEMBAHASAN:
Gendang
berbunyi karena pukulan pemain menggetarkan kulit di bagian samping gendang
yang berfungsi sebagai bagian yang menghasilkan getaran atau bunyi.
Benda yang bergetar
menghasilkan bunyi
Sumber bunyi adalah benda yang
bergetar misalnya bagian kulit pada gendang.
Nah,
ada macam-macam bunyi berdasarkan frekuensinya seperti berikut ini:
a.
Infrasonik adalah bunyi yang sangat rendah, dengan frekuensi kurang dari 20 Hz.
Bunyi
infrasonik dapat diterima oleh anjing, kelelawar, angsa dan kuda.
b.
Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya dianatra 20 Hz-20.000 KHz. Bunyi ini
yang
dapat didengar oleh telinga manusia normal.
c.
Ultrasonik adalah bunyi yang sangat tinggi dengan frekuensi Iebih dari 20.000
KHz. Bunyi ini dapat di dengar oleh lumba-lumba dan kelelawar.
Bunyi dapat memantul ke arah sumber bunyi
Pemantulan bunyi terjadi karena adanya media pantul di sekitar
sumber bunyi.
Benda pemantul bunyi contohnya dinding, tembok, seng, dan lain-lain.
Benda penyerap bunyi contohnya karpet, kain, karton, wol, karet,
gabus. kapas, busa dan Iain-Iain.
Bunyi
dapat merambat melalui banda padat, benda cair dan benda gas.
Zat cair merambatkan bunyi Iebih baik dari pada udara (benda gas)
Zat padat merambatkan bunyi Iebih baik dari pada zat cair
Cepat rambat bunyi pada medium:
a. tembaga = 3.975 m/detik
b. air = 1.400 m/detik
c. udara = 340 m/detik
Prinsip Dasar Bunyi dan Getaran
Bunyi dan getaran merupakan fenomena fisika yang terjadi di sekitar kita setiap hari. Prinsip dasar dari bunyi dan getaran adalah bahwa benda yang bergetar akan menghasilkan bunyi. Pada kasus gendang berbunyi, pukulan pemain menggetarkan kulit di bagian samping gendang yang berfungsi sebagai bagian yang menghasilkan getaran atau bunyi.
Sumber bunyi sendiri adalah benda yang bergetar, seperti bagian kulit pada gendang. Terdapat macam-macam bunyi berdasarkan frekuensinya, yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. Selain itu, pemantulan bunyi terjadi karena adanya media pantul di sekitar sumber bunyi.
Bunyi dapat merambat melalui benda padat, benda cair, dan benda gas. Cepat rambat bunyi pada medium memiliki perbedaan, dimana tembaga memiliki kecepatan rambat bunyi yang paling cepat, diikuti oleh air dan udara.
Dalam kesimpulannya, prinsip dasar dari bunyi dan getaran adalah bahwa benda yang bergetar akan menghasilkan bunyi. Sumber bunyi sendiri adalah benda yang bergetar, seperti bagian kulit pada gendang. Ada macam-macam bunyi berdasarkan frekuensinya, dan pemantulan bunyi terjadi karena adanya media pantul di sekitar sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui benda padat, benda cair, dan benda gas dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Jenis-jenis Bunyi Berdasarkan Frekuensi
Bunyi adalah jenis gelombang mekanik yang merambat melalui medium, seperti udara, air, atau benda padat. Bunyi dapat dikelompokkan berdasarkan frekuensinya, yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
Bunyi infrasonik memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz, yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Contoh bunyi infrasonik adalah gempa bumi dan suara ombak laut.
Bunyi audiosonik memiliki frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz, yang dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi ini merupakan jenis bunyi yang paling umum, seperti bunyi alat musik, suara manusia, dan lain sebagainya.
Bunyi ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi ini banyak digunakan dalam dunia teknik, seperti untuk pengobatan medis, pengukuran jarak, dan lain sebagainya.
Semua jenis bunyi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Misalnya, bunyi infrasonik memiliki gelombang yang lebih panjang, sedangkan bunyi ultrasonik memiliki gelombang yang lebih pendek. Pemahaman tentang jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensi sangat penting dalam berbagai bidang, seperti ilmu fisika, teknik, dan kedokteran.
Proses Pemantulan dan Perambatan Bunyi melalui Media Padat, Cair, dan Gas
Bunyi bisa merambat melalui media padat, cair, dan gas. Cepat rambat bunyi pada medium berbeda-beda, dimana tembaga merupakan media dengan kecepatan paling cepat, diikuti oleh air, dan udara. Ketika bunyi merambat melalui media padat, molekul zat sekitarnya saling berdekatan dan dapat merambatkan getaran dengan cepat. Pada media cair, molekul zatnya lebih jarang dan terdapat celah antar molekul yang membuat kecepatan rambat bunyi lebih lambat daripada pada media padat. Sementara itu, kecepatan rambat bunyi pada media gas sangatlah lambat karena molekulnya bergerak secara acak dan jarang berinteraksi satu sama lain.
Selain perambatan, bunyi juga bisa mengalami pemantulan ketika terdapat media pantul di sekitar sumber bunyi. Pemantulan terjadi ketika gelombang bunyi membentur permukaan pantul dan kemudian dipantulkan kembali. Pemantulan yang terjadi pada media padat akan lebih banyak dibandingkan dengan media cair atau gas karena molekul zat pada media padat lebih rapat dan mempermudah terjadinya pemantulan. Namun, pada media cair dan gas, pemantulan juga dapat terjadi asalkan terdapat perbedaan indeks bias antara kedua media tersebut.
Dalam hal perambatan dan pemantulan bunyi, setiap media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai sifat dan karakteristik media sangat penting dalam mempelajari perambatan dan pemantulan bunyi.