Pemahaman mengenai perpangkatan dan bentuk-bentuknya merupakan dasar penting dalam matematika. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami perpangkatan dan bentuk-bentuknya dengan baik. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa pertanyaan seputar perpangkatan dan bentuk-bentuknya, seperti cara menentukan nilai dari perpangkatan, cara menyederhanakan perpangkatan, dan cara menyatakan bilangan dalam bentuk perpangkatan dengan basis 2. Dengan memahami konsep dasar ini, diharapkan pembaca dapat lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan perpangkatan. Mari kita simak penjelasannya lebih lanjut.
Jawaban: tentukan nilai dari perpangkatan berikut ini
Pertanyaan: 1.tentukan nilai dari perpangkatan berikut ini
a.3(pangkat 3)x2x3(pangkat 7)
b.(2(pangkat 2)x1(pangkat 6))+50
2.nyatakan perpangkatan berikut dalam bentuk paling sederhana:
a.4(pangkat 3)x2(pangkat 6)
b.(3pangkat 2)akar5 x 3(pangkat 5)
3.nyatakan bilangan di bawah ini dalam bentuk yang memuat perpangkatan dengan basis 2.
a.64
b.20
Jawaban:
– 1a. nilai dari perpangkatan 3³ × 2 × 3⁷ = 118098
– 1b. nilai dari perpangkatan (2² × 1⁶) + 50 = 54
– 1c. nilai dari perpangkatan =
= (\frac{1}{2})13
– 2a. perpangkatan 4³ × 2⁶ dalam bentuk paling sederhana = 2¹²
– 2b. perpangkatan (3²)⁵ × 3⁵ dalam bentuk paling sederhana = 3¹⁵
– 3a. bilangan 64 dalam bentuk perpangkatan 2 = 2⁶
– 3b. bilangan 20 dalam bentuk perpangkatan 2 = 2² × 5
Penjelasan:
Soal ini terdapat pada buku paket matematika kelas 9 k-13 tahun 2015 halaman 20.
1. Tentukan nilai dari perpangkatan berikut ini :
a. 3³ × 2 × 3⁷
b. (2² × 1⁶) + 50
c.
2. Nyatakan perpangkatan berikut dalam bentuk paling sederhana :
a. 4³ × 2⁶
b. (3²)⁵ × 3⁵
3. Nyatakan bilangan di bawah ini dalam bentuk yang memuat perpangkatan dengan basis 2.
a. 64
b. 20
Pembahasan :
1. nilai dari perpangkatan
a. 3³ × 2 × 3⁷ = 2 × 3³⁺⁷ = 2 × 3¹⁰ = 2 × 59049 = 118098
b. (2² × 1⁶) + 50 = (4 × 1) + 50 = 4 + 50 = 54
c. =
2. Bentuk paling sederhana :
a. 4³ × 2⁶ = (2²)³ × 2⁶ = 2⁶ × 2⁶ = 2⁶⁺⁶ = 2¹²
b. (3²)⁵ × 3⁵ = 3¹⁰ × 3⁵ = 3¹⁰⁺⁵ = 3¹⁵
3. Perpangkatan dengan basis 2.
a. 64
= 2 × 2 × 2 × 2 × 2 × 2 = 2⁶
b. 20 = 4 × 5 = 2² × 5
Pelajari lebih lanjut tentang Perpangkatan dan Bentuk Akar yang lain :
– Menyederhanakan perkalian bentuk pangkat → brainly.co.id/tugas/1774225
– Merasionalkan bentuk akar → brainly.co.id/tugas/5575626
– Hasil perkalian dan pembagian bentuk akar → brainly.co.id/tugas/12136767
Kelas : 9 SMP
Mapel : Matematika
Kategori : Bab 1 – Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Kata kunci : nilai, perpangkatan
Kode : 9.2.1 [Kelas 9 Matematika Bab 1 – Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar]
Operasi Perpangkatan dengan Basis Berbeda
Dalam matematika, perpangkatan adalah operasi yang dilakukan untuk menghitung hasil dari perkalian bilangan dengan dirinya sendiri sejumlah pangkat tertentu. Namun, ketika kita melakukan perpangkatan dengan basis yang berbeda, maka perlu dilakukan operasi tambahan untuk mengubah bilangan tersebut ke dalam basis yang sama terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan.
Contohnya pada soal nomor 3 di atas, dimana kita diminta untuk menuliskan bilangan 64 dan 20 ke dalam bentuk perpangkatan dengan basis 2. Bilangan 64 dapat dituliskan sebagai 2 pangkat 6, sedangkan bilangan 20 dapat dituliskan sebagai 2 pangkat 2 dikali dengan 5. Dengan begitu, kita sudah berhasil mengubah kedua bilangan tersebut ke dalam basis yang sama yaitu basis 2.
Setelah itu, kita dapat melakukan operasi perpangkatan dengan mudah, seperti pada contoh nomor 1a dan 1b di atas. Perlu diingat bahwa dalam operasi perpangkatan dengan basis berbeda, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah bilangan-bilangan tersebut ke dalam basis yang sama terlebih dahulu, agar dapat dilakukan perhitungan dengan benar.
Menyederhanakan Perpangkatan dengan Basis Sama
Dalam matematika, perpangkatan adalah operasi pengulangan suatu bilangan dengan pangkat tertentu. Dalam beberapa kasus, kita perlu menyederhanakan perpangkatan dengan basis yang sama. Contohnya pada soal nomor 2 di atas, kita diminta untuk menyederhanakan perpangkatan 4³ × 2⁶ dan (3²)⁵ × 3⁵ dalam bentuk paling sederhana.
Untuk menyederhanakan perpangkatan dengan basis sama, kita dapat mengalikan atau membagi eksponen pada bilangan yang memiliki basis yang sama. Misalnya, pada kasus 2a, kita dapat mengalikan eksponen 3 dengan 2, sehingga 4³ × 2⁶ menjadi 2¹². Begitu juga pada kasus 2b, kita dapat mengalikan eksponen 2 dengan 5, sehingga (3²)⁵ × 3⁵ menjadi 3¹⁵.
Dalam menyederhanakan perpangkatan dengan basis sama, perlu diperhatikan bahwa hanya eksponen yang dapat dioperasikan. Basis harus selalu sama, jika tidak, perpangkatan tidak dapat disederhanakan. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep perpangkatan dan memiliki pemahaman yang baik tentang operasi matematika dasar.
Konversi Bilangan ke Dalam Bentuk Perpangkatan dengan Basis 2
Konversi bilangan ke dalam bentuk perpangkatan dengan basis 2 adalah salah satu cara untuk menulis bilangan dalam bentuk eksponensial dengan basis 2. Proses konversi ini dapat dilakukan dengan mengulangi pembagian bilangan dengan angka 2 hingga diperoleh nilai 1 atau 0. Setiap kali bilangan dibagi dengan 2, sisa hasil bagi akan menjadi digit biner. Digit biner tersebut kemudian disusun dari kanan ke kiri untuk membentuk representasi bilangan dalam bentuk perpangkatan 2.
Contohnya, untuk bilangan 64, dapat dilakukan pembagian sebagai berikut:
64 ÷ 2 = 32 (sisa 0)
32 ÷ 2 = 16 (sisa 0)
16 ÷ 2 = 8 (sisa 0)
8 ÷ 2 = 4 (sisa 0)
4 ÷ 2 = 2 (sisa 0)
2 ÷ 2 = 1 (sisa 0)
1 ÷ 2 = 0 (sisa 1)
Dari hasil pembagian di atas, nilai sisa hasil bagi yang diperoleh adalah 0 dan 1. Sehingga bilangan 64 dapat ditulis sebagai 2 pangkat 6 atau 2^6.
Untuk bilangan 20, dapat dilakukan pembagian sebagai berikut:
20 ÷ 2 = 10 (sisa 0)
10 ÷ 2 = 5 (sisa 0)
5 ÷ 2 = 2 (sisa 1)
2 ÷ 2 = 1 (sisa 0)
1 ÷ 2 = 0 (sisa 1)
Dari hasil pembagian di atas, nilai sisa hasil bagi yang diperoleh adalah 0 dan 1. Sehingga bilangan 20 dapat ditulis sebagai 2 pangkat 2 dikalikan dengan 5 atau 2^2 x 5.
Dengan menggunakan cara konversi bilangan ke dalam bentuk perpangkatan dengan basis 2, kita dapat dengan mudah menulis bilangan dalam bentuk eksponensial yang lebih sederhana dan mudah dibaca.